Senin, 26 November 2012

PENGALAMAN MENDAPAT RUPIAH PERTAMA


Pengalaman pertama saya mendapat rupiah hasil usaha saya sendiri sebenarnya sudah saya rasakan sejak kecil karena dulu saat saya kecil, saya sering membantu saudara saya menjaga warung (kios kecil)-nya, dan setelah itu saya pasti diberi uang (red. Upah) hasil menjaga warung. Memang tidak seberapa tapi untuk anak kecil jaman itu, uang tersebut cukup menghibur saya karena saya jadi bisa membeli mainan yang saya inginkan.


Beranjak SMA, saya mulai memikirkan untuk menjadi entrepreneur muda. Banyak ide yang muncul dalam pikiran saya, ingin jualan baju, jualan makanan (waktu itu maunya cokelat yang dibentuk-bentuk), jualan asesoris dan lain-lain. Tapi setelah saya menyiapkan semua hal yang saya akan jual, saya gagal dalam pemasarannya karena dalam diri saya masih belum ada kepercayaan diri untuk menyuarakan apa yang akan saya jual. Hingga pada akhirnya semua barang yang saya jual saya konsumsi sendiri atau dengan kata lain, saya gagal mencoba menjadi entrepreneur muda.
Mulai masa awal kuliah, keinginan itu datang kembali, berhubung uang kiriman tidak begitu mencukupi jika ditambahkan ‘keinginan’ (red. Shopping) di dalam list pemakaiannya. Saya terus berpikir, apakah saya bekerja part-time saja? Apa saya jualan saja?
Saya terus berpikir. Kadang terpikir untuk jualan online, tapi... saya takut tidak ada yang percaya dengan online shop saya. Kadang juga terpikir untuk jualan pulsa, tapi... balik lagi, saya masih belum punya cukup keberanian menyuarakan jualan saya. Saya bingung.
Hingga akhirnya saat out-bond SEAMOLEC, saya mendapat tantangan untuk menjual sebuah pulpen seharga... entah, kalau dari hitungan matematika saya, pulpen itu tidak ada seribu rupiah sama sekali. Minimal saya harus menjual pulpen itu Rp. 10.000,- bahkan kalau bisa mengalahkan mahasiswa di Yogya yang bisa menjual pulpen tersebut seharga Rp. 200.000,-. Awalnya saya malas, malah terpikir untuk berbohong dengan menjualnya ke diri sendiri tapi saat saya melihat mahasiswa lain dapat menjual pulpen tersebut walaupun tidak sesuai target, saya menjadi tertantang dan mulai memberanikan diri untuk menjual pulpen tersebut.
Saya langkahkan kaki saya ke sebuah rumah yang saat itu sedang ramai karena penghuninya sedang makan bersama diteras rumah. Saya coba tawarkan pulpen saya dengan jantung berdetak kencang dan darah naik ke atas kepala. Saya saat itu bingung apa yang harus dikatakan, yang saya ingat saya menjual pulpen tersebut dengan alasan/tujuan untuk menumbuhkan jiwa entrepreneur saya dan keberanian saya. Lalu dengan senyum mengembang, bapak dari rumah itu mengeluarkan selembar uang kertas pecahan lima ribuan dan mengambil pulpen saya.
Saya benar-benar merasa puas! Meskipun harganya tidak sesuai target tapi saya telah berhasil mengalahkan ketakutan saya, saya merasa sangat berterimakasih kepada bapak itu karena beliau telah memberikan kepercayaan terhadap apa yang saya jual.
Setelah mengucapkan terima kasih saya kembali berkumpul dengan mahasiswa yang lain di kampus. Kami saling bercerita tentang pengalaman kami, ada yang ditolak dan bahkan tidak diacuhkan. Saat mendengarkan teman-teman saya yang bercerita begitu, saya semakin bersyukur karena percobaan pertama saya tadi langsung berhasil, bayangkan jika saya tadi tolak? Kepercayaan saya akan hancur tak akan bisa dibangun kembali.
Begitulah cerita pengalam mendapatkan rupiah pertama saya. Meskipun agak simple tapi begitulah adanya. Nah, gimana dengan kamu? Apa kamu sudah pernah merasakan sensasi mendapatkan rupiah pertama juga? Ayo coba! J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar